Materi Bab 11-12 : Komunikasi Lisan
dan Negosiasi
11.1 Komunikasi
Lisan dalam Rapat
Di dalam pertemuan dan rapat setiap
peserta harus menyadari posisinya dalam forum tersebut. Tiap peserta hendaknya:
1. Mampu
berkomunikasi secara jujur, terbuka dan bertanggung jawab.
2. Mampu
berperan sebagai komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli
pembicaraan.
3. Mampu
berperan sebagai komunikan yang sangat responsif namun tidak emosional.
4. Mampu
berperan sebagai penyelaras yang sangat bijaksana dan adil namun tidak
kehilangan pendirian.
5. Mampu
mengendalikan diri, dan menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara
bertele-tele.
11.2 Komunikasi
Lisan dalam Wawancara
Wawancara pada dasarnya adalah
obrolan biasa, hanya saja dengan topik tertentu, dan ada pihak yang lebih
dominan bertanya (pewawancara) dan pihak lain dominan menjawab, menjelaskan,
atau memberi informasi (narasumber). Wawancara sangat penting dalam
penelitian kualitatif, karena ia merupakan sarana atau teknik pengumpulan data/informasi.
Setiap pengumpulan data kualitatif hampir selalu membutuhkan wawancara dengan
sumber informasi, misalnya saksi mata, pelaku, pengamat, korban dan
sebagainya. Wawancara adalah salah satu teknik meliput, selain terjun
langsung ke lapangan atau tempat kejadian peristiwa dan studi literatur atau
studi kepustakaan. Etika dalam wawancara di antaranya adalah, (1)
sebutkan/perkenalkan identitas diri, (2) jelaskan tujuan wawancara, (3) datang
tepat waktu, konfirmasi bila terlambat, dan (4) menghormati permintaan
responden, buat secara tertulis. Sikap dalam wawancara yang perlu
diperhatikan:
1.
Fokus pada lawan bicara.
2.
Fokus pada pembicaraan.
3.
Tidak boleh memotong pembicaraan.
4.
Gunakan volume suara yang baik (berbicara
tidak terlalu keras).
5.
Sabar.
6.
Lakukan verifikasi jika ada kekurangan.
7.
Jangan menyakiti hati responden.
8.
Hindari bahasa menggurui responden.
9.
Hindari kata-kata kasar (kotor).
10. Bersikap
ramah.
11. Hindari
sikap rakus.
12. Hidari
tatapan yang menyelidik/melotot/clingak-clinguk.
13. Ucapkan
terima kasih.
11.3 Komunikasi
Lisan dalam Bernegosiasi
Negosiasi diartikan sebagai proses
yang melibatkan upaya seseorang untuk merubah atau tidak merubah sikap dan
perilaku orang lain. Sedangkan pengertian yang lebih rinci menunjukkan bahwa
negosiasi merupakan proses untuk mencapai kesepakatan yang menyangkut
kepentingan timbal balik dari pihak-pihak dengan sikap, sudut pandang, dan
kepentingan-kepentingan yang berbeda satu sama lain. Negosiasi, baik yang
dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi lainnya, maupun negosiasi antara
kelompok dengan kelompok (atau antar pemerintah), senantiasa melibatkan
pihak-pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam hal wawasan, cara
berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku, serta kepentingan dan
nilai-nilai yang dianut. Pada hakikatnya negosiasi perlu dilihat dari konteks
antar budaya dari pihak yang mela-kukan negosiasi, dalam artian perlu
komunikasi lisan, kesedian untuk memahami latar belakng, pola pemi-kiran, dan
karakteristik masing-masing, serta kemudian berusaha untuk saling menyesuaikan
diri.
Agar dalam berkomunikasi lebih
efektif dan kena sasaran dalam negosiasi bisnis harus dilaksanakan dengan
melalui beberapa tahap yakni:
1. Fact-finding, mengumpulkan fakta-fakta atau data
yang berhubungan dengan kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
2. Planning/rencana, sebelum bernegosiasi/berbicara
susunlah dalam garis besar pesan yang hendak disampaikan. Berdasarkan kerangka
topik yang hendak dibicarakan rincilah hasil yang diharapkan akan teraih.
Berdasarkan pengenalan Anda terhadap lawan tersebut, perkirakan/bayangkan
kemungkinan reaksi penerima pesan/lawan berbicara terhadap apa yang Anda
katakan.
3. Penyampaian, lakukan negosiasi/sampaikan pesan
dalam bahasa lawan/si penerima. Usahakan gunakan istilah khas yang biasa
dipakai oleh lawan negosiasi kita. Pilihlah kata-kata yang mencerminkan citra
yang spesifik dan nyata. Hindari timbulnya makna ganda terhadap kata yang
disampaikan.
4. Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa
tubuh pihak lawan. Dengarkan baik-baik reaksi lawan bicara. Amati isyarat
prilaku mereka seperti: angkat bahu, geleng–geleng kepala, mencibir, mengaggguk
setuju. Umpan balik dapat untuk mengetahui samakah makna yang disampaikan
dengan yang ditangkap lawan negosiasi bisnis kita.
5. Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan
berkomunikasi/negosiasi sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi, atau perlu
menggunakan cara-cara untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Meskipun pesan yang disampaikan
dapat diterima dengan baik, bukan berarti hasil yang diharapkan akan diperoleh
sesuai dengan yang direncanakan semula. Yang sering terjadi justru perbedaan
pandangan terhadap cara penyelesaian masalah antara pemberi dan penerima pesan.
Sehingga diperlukan pembicaraan lebih lanjut, yang memerlukan perjuangan
tersendiri bagi pengirim pesan dalam menyampaikan dan memenangkan pendapatnya.
Kalau terjadi adu pendapat antara negosiator dengan
pihak lawan maka timbul dorongan untuk menang. Keinginan untuk menang di satu
sisi dengan mengabaikan kekalahan dipihak lainnya, biasanya sulit tercapai.
Untuk itu digunakan strategi menang-menang (win-win solution). Artinya ada
sebagian keinginan kita yang dikorbankan dengan mengharapkan pihak lawan juga
akan mengorbankan hal yang sama, sehingga kesepakatan di antara kedua belah
pihak dapat tercapai.
Materi Bab 13 : Komunikasi Dalam
Tulisan
13.1 Penulisan kabar atau berita
Menulis berita
merupakan suatu upaya menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai sesuatu
hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Seorang penulis berita yang baik dapat
menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, sehingga pembaca
berita dapat memahami segala sesuatu yang disampaikan dalam berita tanpa
kesulitan dan tanpa adanya kesalahan tafsir. Apakah semua peristiwa dapat
atau layak untuk dijadikan sebuah berita? Seorang penulis berita akan memilih
mana peristiwa atau perihal yang layak untuk dijadikan berita.
Hal pertama
yang harus kalian lakukan untuk meliput peristiwa tersebut menjadi sebuah
berita adalah mencatat semua informasi berkaitan dengan unsur-unsur kelengkapan
berita. Adapun kelengkapan dalam sebuah berita meliputi unsur-unsur pertanyaan
(5W+1H) apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana, terkait isi
berita.
13.2 Penulisan pesan pesan persuasive
Persuasif merupakan
suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan, atau tindakan audiens untuk mencapai
suatu tujuan. Secara sederhana, persuasif yang efektif adalah kemampuan untuk
menyampaikan suatu pesan di dalam suatu cara yang membuat audiens (pembaca atau
pendengar) merasa mempunyaipilihan dan membuat mereka setuju. Penyampaian pesan
– pesan persuasif dapat diterapkan untuk kepentingan internal dan eksternal.
Didalam suatu
organisasi, pesan-pesan persuasif dimaksudkan untuk menjual ide/gagasan
kepada orang lain, memberi saran agar prosedur operasional lebih
efisien, mengumpulkan suatu dukungan untuk kegiatan tertentu, dan untuk
meminta bantuan dana bagi pembiayaan suatu proyek tertentu.
1. Analisis Audien
Penyampaian pesan – pesan
persuasif yang terbaik adalah dengan cara menghubungkan suatu pesan dengan
minat dan hasrat audiens. Untuk mengakomodasikan perbedaan individual, analisis
audiens anda dan kemudian susunlah suatu pesan yang dapat menjadi daya tarik
bagi kebutuhan mereka.
2. Pertimbangan Perbedaan Budaya
Pemahaman terhadap perbedaan
budaya yang ada bukan saja akan membantu dalam memuaskan kebutuhan audiens,
tetapi juga akan membantu bagaimana mereka respek terhadap anda.
3. Memilih Pendekatan Organisasional
Dalam hal ini, kita dapat
menggunakan pendekatan organisasional tak langsung dalam menyampaikan pesan –
pesan persuasif. Akan tetapi jika audiens adalah objektif, atau jika kita tahu
bahwa mereka suka mendengan pesan yang disampaikan secara langsung, maka bisa
menggunakan pendekatan operasional langsung .
13.3 Korespondensi (surat menyurat)
Korespondensi
adalah kegiatan penyampaian pesan berupa surat antara pihak-pihak yang terkait
didalamnya baik itu mengatasnamakan instansi ataupun perseorangan.
Korespondensi dapat juga disebut sebagai kegiatan surat menyurat. Sedangankan
untuk pihak yang terkait disebut dengan koresponden.
Salah satu
media yang digunakan dalam korespondesi ialah surat. Surat ialah sarana
penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima secara tertulis dan memiliki
prosedur tersendiri dalam penulisannya. Surat memiliki peranan penting dalam
menciptakan hubungan antara pihak-pihak terkait. Untuk itu, penulisan surat
haruslah sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku baik dari segi bahasanya
maupun dari segi tata letaknya.
Ciri-ciri Surat :
1. Pesannya
berupa tulisan
2. Terdapat
isi pesan yang menjadi pokok pembicaraan
3. Penulisannya
mengikuti aturan tertentu
4. Gaya
bahasa sesuai dengan jenis surat
5. Terdapat
informasi mengenai pihak yang terkait
Fungsi Surat :
1. Sebagai
penyampai pesan
2. Sebagai
wakil atau delegasi pengirim
3. Sebagai
pedoman atau petunjuk suatu hal
4. Sebagai
bukti tertulis
5. Sebagai
alat pengingat
6. Sebagai
dokumen penting
Bagian-bagian Surat :
Bagian surat tidaklah sama
semua, karena setiap jenis surat memiliki bagian-bagiannya sendiri. Namun ada
beberapa bagian yang umumnya ada dalam sebuah surat. Bagian tersebut ialah:
1. Informasi
pengirim atau kop surat
2. Atribut
surat (tanggal, nomor, dan perihal surat)
3. Penerima
surat
4. Alamat
tujuan surat
5. Pembuka
surat
6. Isi
surat
7. Penutup
surat
8. Identitas
pengirim (tanda tangan, nama lengkap, dan jabatan)
9. Tambahan
(lampiran, tembusan dan pengonsep)
Daftar
Pustaka :
Nawangsari, Sri. (1997). Komunikasi Bisnis.
Jakarta: Gunadarma.
Yuliantri, R. A., M.Pd. (n.d.). Etika dan
Komunikasi Wawancara. Retrieved May 11, 2016,fromhttps://www.google.co.id/urlsa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiRw5L4p9LMAhVFHJQKHbxbDogQFggiMAE&url=http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rhoma%20Dwi%20Aria%20Yuliantri,%20S.Pd.,%20M.Pd./Etika%20dan%20Komunikasi%20Wawancara.pdf&usg=AFQjCNE0VTrtKdAo1RhDQvxkYZE6uyi2rQ&sig2=5iQm79N-PjyMgN9Sig3oIw
Ristianti, N. S. (n.d.). Wawancara dan Penggalian
Informasi secara Lisan. Retrieved May 11, 2016, from http://www.academia.edu/9457366/kuliah_teknik_komunikasi_wawancara
Anom, Erman., MM. (n.d.). Komunikasi dalam
Negosiasi Bisnis. Retrieved May 11, 2016, from http://www.esaunggul.ac.id/article/komunikasi-dalam-negosiasi-bisnis/
Firman,
Akbar. Penulisan Pesan-Pesan Persuasif. retrieved 26 May 2016 from http://www.infokekinian.com/penulisan-pesan-pesan-persuasif-makalah-komunikasi-bisnis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar